JANGANKAN SBY
BAHKAN HAYAM WURUK PUN HOBBI BERNYANYI
Berita Naskah Nagarakertagama
SELAYANG PANDANG
Ketika berbicara sejarah kerajaan-kerajaan di Nusantara, secara sepontan akan terlintas dan terbayang dalam pikiran seiring dengan beberapa kata-kata kunci akan keluar seperti: raja, pangeran, pramesuri, putra mahkota, istana, perang, menyerang, pasukan, tentara, saling membunuh, menguasai, menaklukan, kekuasaan, wilayah, dinasti, keturunan, tahta, kekerasan, kudeta, silsilah keluraga raja dan lain sebagainya. Diakui atau tidak itulah yang ada dalam pikiran semua orang jika ada tema tentang sejarah Nusantara. Jarang sekali orang kepikiran masalah seni, kesenian, pagelaran, karya seni, musik, prilaku, kehidupan keseharian, tatakrama, hukum adat dan semua yang berkaitan dengan sosial serta budaya kemasyarakatan.
Terkadang kita sangat meyepelekan arti tahun dalam hitungan sejarah, misal pergantian tahun atau abad, sungguh cepat seakan lama waktu 1 tahun serasa 1 detik, 1 abad seoalah-olah 1 menit, ya atau tidak pembaca? Jawab jujur. Ketika misal seorang raja memerintah 20 tahun seolah-olah itu tiada berarti, berlalu tanpa makna. Padahal masa orde baru selama 32 tahun, kita sudah teriak-teriak bahwa itu kelamaan, terlalu lama dan tidak wajar. Kerangka berpikir ini yang harus dimiliki untuk menjiwai sejarah.
Terkadang dilupakan bahwa kerajaan tiada bedanya dengan kehidupan bernegara saat ini, lintas pikiran kita hanya memberikan ruang penokohan terhadap raja dan silsilah keluarganya, jarang sekali diantaranya memperhatikan para pelaku dan keadaan pada masa sejarah itu. Semisal masyarakat dengan kondisi sosial kemasyarakatan dan sarana pendukung lainnya semisal tingkat peradaban sebagai wujud kebudayaan yang sangat mempengaruhi keberelangsungan kehidupan kerajaan.
Penulis mengangkat data sejarah ini, walau judul diatas pastie mengundang pertanyaan, tapi itulah kenyataannya yaitu tentang Hayam Wuruk yang mempunyai hobbi menyanyi bahkan dia seorang komedian yang bisa ngocok perut. Penulis pastikan bahwa itu data sejarah! Bukan sembarangan judul artikel.
Lebih jauh dari itu bahwa pada kehidupan bernegara di kerajaan Majapahit banyak hal yang merupakan ciri dari identitas Majapahit pada waktu itu, khususnya pada masa kepemerintahan Sri Rajasanagara alias Hayam Wuruk. Bagai mana pola kepemerintahan dan pola hubungan masyarakat terjalin sempurna. Hobbi menyanyi bagi seorang kepala negara, kepala pemerintahan atau tepatnya raja tentunya punya makna tersendiri. Khusus untuk Hayam Wuruk ini lebih karena tuntutan keharusan terhadap status sosialnya yang dia sandang.
Prilaku sosial dan budaya akan kelihatan jelas didalam uraian Nagarakertagama, tersirat makna yang dalam dengan apa yang disampaikan Negarakertagama tentang hubungan yang harmonis antara masyarakat dengan pemerintahannya, saling memperhatikan dan sama-sama tunduk serta patuh terhadap semua kesepakatan aturan dalam bentuk perundang-undangan yang sudah ditetapkan dan diberlakukan.
Justru ketika pemerintahan Hayam Wuruk sama sekali tidak dikisahkan tentang adanya pergerakan pasukan atau mobilisasi pasukan keluar wilayah, tidak ada cerita invasi ke negara lain atau pertempuran besar yang bisa dijadikan monumental sejarah, sama sekali tidak ada. Penumpasan pemberontakan Sadeng dan Keta itu dilakukan sebelum Hayam Wuruk naik tahta oleh Gajah Mada, sebagai pemimpin operasi militernya. Sedangkan pemberontakan Nambi terjadi saat Sri Jayanagara, raja sebelum Hayam Wuruk dan beliau sendiri peminpin penumpasannya. Tentang penaklukan Bali, ini yang menjadi pertanyaan besar, tidak diberitakan sama sekali oleh Naskah Nagarakertagama.
Bahkan peristiwa perang Bubat antara Majapahit dan Sunda Galuh yang digembar-gemborkan selama ini yang konon menurut Naskah Pararaton terjadi pada tahun 1357 Masehi, itu tepat saat-saat Hayam Wuruk melakukan serangkaian Tour Wisata, Safari keliling daerah dan kunjungan kenegaraan tentunya bagi para pejabat daerah. Tahun-tahun itu sama sekali tidak ada tanda-tanda persiapan untuk suatu pernikahan ataupun rencana pertempuran. Rasa suka cita malahan yang terjadi. Tentu sangat kontroversi dengan apa yang selalu dikisahkan tentang cerita sentimentil yang menghiasinya.
TENTANG MUSIK
Musik adalah bahasa universal. Itu adalah benar. Musik adalah sistem yang unik untuk mengkomunikasikan ide, emosi, dan merupakan produk kebudayaan manusia. Keterkaitan antara musik dan manusia selalu menjadi fokus kajian karena kebudayaan musik adalah produk konseptual (cognitive) dan perilaku (behavior) masyarakat. Ia juga bertindak sebagai ilmu pengetahuan dan seni tentang kombinasi ritmik dari nada-nada, baik vokal maupun instrumental, yang meliputi melodi dan harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang ingin diungkapkan terutama aspek emosiona.
Mengenal musik dapat memperluas pengetahuan dan pandangan selain juga mengenal banyak hal lain di luar musik. Pengenalan terhadap musik akan menumbuhkan rasa penghargaan akan nilai seni dan budaya kreatifitas masyarakat, selain menyadari akan dimensi lain dari suatu kenyataan yang selama ini tersembunyi sebagai ungkapan rasa indah, tenang, tentram, dan nyaman sebagai manusia terlebih sebagai bagian dari masyarakat secara lebih luas di dalam bentuk suatu konsep pemikiran yang bulat, dalam wujud nada-nada atau bunyi lainnya yang mengandung ritme dan harmoni, serta mempunyai suatu bentuk dalam ruang waktu yang dikenal oleh setiap pribadi serta pribadi-pribadilainya lain dalam lingkungan sekitarnya.
Oleh karenanya, musik merupakan ciri khusus spesies manusia karena musik merupakan aspek perilaku manusia yang ada di mana–mana dengan bunyi yang teratur, bukan saja bersifat moral normatif, melainkan juga diakui selaras berdasarkan penghitungan para ahli ilmu fisika, kaitannya bahwa musik bisa mempengaruhi pola gelombang otak manusia. Berhubungan dengan pola sikap dan prilaku.
Dari musik ini mencirikan adanya rasa seni dalam masyarakat dan dari seni inilah sebagai cerminan dari sistem dan nilai-nilai budaya sosial yang maju serta mengindikasikan sedang dalam posisi nyaman, aman, makmur dan sejahtera. Karya-karya seni akan bermunculan pesat kalau situasi dan kondisi negara mendukung, tidak dalam tekanan dan rasa frustasi masyarakatnya menghadapi keberlangsungan hidupnya sendiri.
Selengkapnya di Menguak Tabir Sejarah Nusantara beisikan ulasan mengenai keadaan sosial budaya era Hayam Wuruk, Majapahit. Apakah Gajah Mada aktor yang membuat Majapahit mengalami masa Kejayaan....?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar