Kamis, 09 Juli 2015

Kota Wali Songo yang Hilang di Malaysia


Di Kelantan, Malaysia tersimpan misteri yang penuh tanda tanya. Ada masjid cantik nan misterius berwarna putih di tepi danau. Legenda lokal menyebutkan danau itu dulunya kota cikal bakalnya Wali Songo yang menghilang secara misterius!

Di daerah Rong Chenok, sekitar 45 menit dari Kota Bharu yang merupakan ibukota Negara Bagian kelantan, Malaysia, ada objek wisata alam yaitu Danau Tok Uban. Di sanalah, traveler bisa melihat masjid putih yang cantik di tepian Danau Tok Uban.

Sekilas, tidak ada yang spesial dari tampilan masjidnya. Sama seperti masjid-masjid pada umumnya, yang mmiliki kubah dan menara. Kalau pun yang jadi daya tarik, paling hanya lokasinya di tepian danau saja yang membuatnya terlihat cantik.


Namun, coba kita telaah lebih detail. Nama masjid itu Masjid Brunei Darussalam, padahal Kelantan berada di Malaysia. Dari prasasti peresmiannya yang disimak dari Youtube, Rabu (8/7/2015) tertulis masjid itu didanai langsung oleh Sultan Brunei Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah dan diresmikan tahun 1992 oleh Sultan Kelantan.

Kemudian dari faktor lokasi, kawasan Rong Chenok bukanlah daerah yang ramai penduduk. Akses menuju ke sana juga sulit, lewat perkampungan dan jalanan berliku. Jika mau bangun masjid yang cantik, mengapa tidak di Kota Bharu saja yang menjadi daerah elit dan paling ramai di Kelantan?

Itulah perbincangan orang-orang Malaysia soal Masjid Brunei Darussalam di berbagai blog dan forum. Diskusi ini mulai ramai tepatnya sejak sekitar tahun 2008, ketika banyak traveler Malaysia yang datang ke sana dan mengenali sejarahnya. Masjid ini menurut mereka menandakan suatu misteri besar. Misteri tentang seorang penyebar agama Islam di kawasan Asia Tenggara dan mempunyai hubungan dengan Wali Songo di Pulau Jawa. Tempat Masjid Brunei Darussalam berdiri itu diyakini para blogger dan penggiat forum merupakan suatu kota bernama Jiddah.

Jiddah Riayath Sa'adat us-Salam adalah ibukota Kerajaan Chermin. Banyak pemerhati sejarah Malaysia sedang protes kenapa Kerajaan Chermin ini seolah hilang dari lembar sejarah Malaysia. Penelusuran detikTravel, Gubernur Jenderal Inggris Thomas Standford Raffles dalam buku History of Java sempat menyebut Kerajaan Chermen sebagai tempat asal dari sepupunya Sunan Gresik.

Sementara itu, Christopers Buyer melalui website The Royal Ark menyusun silsilah Kesultanan Kelantan dengan merangkum 14 buku sejarah. Di situ disebutkan ada anak Raja Langkasuka bernama Bharubhasa mendirikan Kerajaan Chermin tahun 1339 dengan wilayah kekuasaan dari Aceh, Sumut, Perak, Kedah dan Champa. Kerajaannya ditaklukan Kerajaan Siam dari Thailand tahun 1345. Mahapatih Gajah Mada menaklukan Siam tahun 1357, sekaligus menjadikan Chermin sebagai negara bagian dari Majapahit.

Pada masa itu, berjumpalah dia dengan seorang tamu dari jauh yang membawa ajaran Islam. Orang itu tidak lain Sayyid Hussein Jumadil Kubra sang pionir Wali Songo. Bharubhasa masuk Islam dengan nama Sultan Mahmud Ibnu Abdullah. Sultan Mahmud lantas membuat ibukota baru bernama Jiddah Riayath Sa'adat us-Salam. Terdengar mirip dengan nama Jeddah dan Riyadh di Arab Saudi.

Cucu Sultan Mahmud yaitu Putri Selindung Bulan menikah dengan Sayyid Hussein Jumadil Kubra dan memiliki putera bernama Sayyid Ali Nurul Alam. Ali Nurul Alam ini adalah kakek dari Sunan Gunung Jati. Sementara dari garis keluarga yang lain menurunkan Kesultanan Johor dan kemudian menurunkan lagi Kesultanan Brunei Darussalam, kerajaannya Sultan Hassanal Bolkiah yang sekarang.

Mungkin itu alasan Sultan Brunei membangun masjid putih di pinggir danau yang sepi dan Sultan Kelantan meresmikannya, tidak ada banyak publikasi untuk masyarakat waktu itu. Jikalau benar danau itu bekas Ibukota Jiddah, kenapa menjadi sepi seperti sekarang?

Christopers Buyer menuliskan Kota Jiddah diserang kembali oleh Siam tahun 1467. Ali Nurul Alam dan seluruh keluarganya mengungsi ke Champa meninggalkan Jiddah selamanya. Namun bagi masyarakat lokal Malaysia di Kelantan, ada legenda yang banyak beredar di blog dan forum.

Legenda itu menyebutkan Kota Jiddah tenggelam menjadi danau karena bencana alam, danau itu adalah Danau Tok Uban yang ada sekarang. Legenda lain menyebutkan Kota Jiddah menghilang secara gaib. Hanya orang-orang yang memiliki mata batin yang bisa melihatnya di Danau Tok Uban sekarang. Kota Jiddah dalam legenda lokal itu konon dihilangkan bersama timbunan emas untuk nanti dibuka kembali di akhir zaman. Kota Jiddah dipercaya berlimpah emas karena di dekat Danau Tok Uban ada daerah bernama Pasir Mas.

Namun tetap saja, kebenaran semua versi sejarah dan cerita mengenai Kota Jiddah biar masing-masing orang yang menilainya. Keberadaannya Kota Jiddah hingga detik ini masih merupakan misteri. Untuk berwisata ke sana, ada kereta dari Kota Bharu ke Bukit Panau dengan perjalanan selama 1 jam, kemudian dilanjutkan dengan sewa motor atau mobil.

Traveler bisa datang langsung ke Danau Tok Uban dan Masjid Brunei Darussalam untuk mendengar kisah legendanya dari masyarakat setempat. Atau mungkin, Anda tertarik memecahkan misteri kota Wali Songo yang hilang ini.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar