Rabu, 08 Juli 2015

Kubah masjid bukan arsitektur asli Islam, begini penjelasan sejarahnya

Di Indonesia, atap kubah masjid baru dikenal pada akhir abad ke-19 M. Sedangkan di Jawa, gaya tersebut baru muncul pada pertengahan abad ke-20 M.

Kubah ternyata bukan berasal dan berakar dari arsitektur Islam. Kubah mulai diperkenalkan pada masjid di Kota Yerussalem. Selanjutnya kubah muncul sebagai penutup bangunan masjid dan menjadi penanda keberadaannya.
Dikutip dari buku Sejarah Ibadah karya Syahrudin El Fikri, Rabu (8/7), kubah tidak berakar dari budaya Islam karena pada dasarnya ajaran Islam tidak membawa secara langsung tradisi budaya fisik. Islam tidak mengajarkan secara konkret tata bentuk arsitektur.
Secara historis kubah belum dikenal pada masa Rasulullah Muhammad SAW, sebagaimana
dengan menara dan mihrab. Arsitektur terkemuka K Cresswell dalam Early Muslim Architecture mengungkapkan bahwa desain awal Masjid Madinah sama sekali belum mengenal kubah. Dalam rekonstruksi arsitekturnya, Cresswell menyebut betapa sederhananya masjid yang dibangun masa Rasulullah SAW.
Arsitektur awalnya berbentuk segi empat dengan dinding sebagai pembatas sekelilingnya. Sepanjang bagian dalam dinding, dibuat semacam serambi yang langsung berhubungan dengan lapangan terbuka yang berada di tengahnya.
Seiring berkembangnya teknologi arsitektur, kubah yang berbentuk separuh bola muncul sebagai penutup masjid. Masjid Qubbat as Sakhrah di Yerussalem menjadi masjid pertama yang menggunakan model kubah. Lalu setelah itu bangunan masjid mulai dilengkapi dengan kubah. Kini, kubah seakan menjadi sesuatu bangunan mutlak masjid.
Setelah adanya Masjid Qubbat as Sakhrah di Yerussalem, para arsitek Islam terus mengembangkan gaya kubah pada masjid yang dibangunnya. Pada abad ke-12 M di Kairo, kubah menjadi semacam lambang arsitektur nasional Mesir dalam struktur masyarakat Islam. Dari masa ke masa bentuk kubah terus mengalami perubahan mengikuti perkembangan teknologi.
Tidak mengherankan juga jika bentuk kubah di berbagai belahan dunia mengalami sedikit perbedaaan karena sesuai dengan budaya masyarakat muslim setempat. Di Indonesia, atap kubah masjid baru dikenal pada akhir abad ke-19 M. Sedangkan di Jawa, gaya tersebut baru muncul pada pertengahan abad ke-20 M.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar