Jumat, 03 April 2015

Peniliti Ungkap Bahwa Sebagian Pria di Dunia Warisi Darah Gengis Khan


Dalam artikel ilmiah yang diterbitkan pada 2003, Tyler-Smith menemukan bahwa 8 persen pria dalam 16 populasi di Asia, serta 0,5 persen laki-laki di seluruh dunia, berbagi urutan kromosom Y yang nyaris identik. Variasi genetik dalam DNA itu menunjukkan bahwa garis keturunan mereka dimulai sekitar 1.000 tahun lalu di Mongolia.




Mark Jobling, seorang ahli genetika dari University of Leicester di Inggris, memimpin studi terbaru yang mempelajari tentang garis darah Genghis Khan ini. Ia melakukan penelitian bersama Patricia Balaresque, ahli genetika dari Paul Sabatier University di Toulouse, Prancis. "Banyak pria memiliki banyak anak secara kebetulan. Tapi apa yang biasanya tidak terjadi adalah anak-anak itu juga memiliki probabilitas tinggi untuk memiliki banyak anak," kata Jobling dalam artikel di jurnal Nature, yang terbit pekan lalu.

Seorang dosen akuntansi asal Florida, AS, mengklaim sebagai keturunan dari Panglima Perang Mongolia, Genghis Khan. Tom Robinson mengaku telah membuktikan bahwa dirinya sebagai orang pertama di luar benua Asia yang memiliki darah Genghis Khan.




Sulit membayangkan Robinson adalah keturunan seorang raja perang yang menguasai daratan mulai dari Laut China Selatan hingga Teluk Persia pada abad ke-13. Pria 48 tahun itu tampak kalem. Profesor akuntansi University of Miami ini juga bukan penunggang kuda yang tangguh.

Ia berpandangan moderat meski mendukung Partai Republik, yang dipimpin Presiden AS George W. Bush. Bersama sang istri, Linda, Robinson belum dikaruniai seorang keturunan. Berbeda dengan Genghis Khan yang menikahi banyak perempuan dan punya puluhan anak.

"Saya tidak yakin kami punya banyak kesamaan," timpal Robinson di Florida. "Saya jelas tidak menguasai negara manapun, saya hanya mengepalai sekelompok akuntan. Saya tidak melakukan apapun sebesar Genghis Khan," lanjutnya terdenger merendah.

Misteri masa lalu Robinson kali pertama diungkapkan Brian Sykes, Profesor Genetika Manusia asal Universitas Oxford. Sykes menjalankan usaha yang menawarkan jasa kepada siapa saja yang ingin melacak garis keturunan keluarganya. Namanya, Oxford Ancestors.

Sampling DNA Robinson diambil empat tahun silam. Hasilnya mengungkapkan bahwa nenek moyang ayahnya berasal dari Kaukasus sedangkan ibunya datang dari Pyrenees. Bangsa Kaukasus berimigrasi ke AS dari Windermere, Cumbria. Sebagian besar mereka diduga tersebar di sepanjang Distrik Lake.

Sebuah penelitian pada 2003 menunjukkan, 16 juta manusia di seluruh dunia, termasuk delapan persen manusia Asia, adalah keturunan Genghis Khan. Dari informasi tersebut, Sykes memutuskan membongkar database kliennya yang terdiri dari 25 ribu nama laki-laki.

Hubungan itu terlihat dari kromosom Y, satu paket DNA yang menentukan jenis kelamin laki-laki yang diwariskan dari ayah ke anak. Beberapa pria memiliki kromosom Y yang sama dari seorang pria di masa lalu. Akumulasi mutasi kromoson tersebut dapat digunakan untuk menandai keturunan bersama. Tes yang sama tidak bisa diterapkan kepada seorang perempuan karena kaum hawa tidak memiliki kromosom Y. Padahal, jutaan perempuan di dunia diprediksi termasuk keturunan sang panglima.


Quote:
Pada penelitian 2003 itu, dijelaskan bahwa lelaki Asia dari wilayah bekas koloni kekaisaran Mongolia berbagi kromosom Y tunggal, dari seorang pria yang hidup pada awal abad ke-13. 
sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar