Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah
melupakan sejarah bangsanya sendiri, kutipan dari presiden pertama
Indonesia ini memang sangat tepat. Sejarah akan memberitahu siapa jati
diri kita dan melalui sejarah pula bangsa ini bisa belajar menghargai
betapa besarnya jasa para pahlawan dalam merebut kemerdekaan.
Indonesia memiliki sejarah yang panjang namun minim sekali dokumentasi yang dimiliki sehingga banyak memori sejarah yang terlupakan. Mirisnya lagi Belanda, negara yang pernah menjajah negeri ini selama berabad-abad malah memiliki arsip lengkap tentang Indonesia. Mereka memiliki foto-foto Indonesia tempo dulu dan salah satunya adalah foto-foto kota Surabaya. Diterbitkan oleh KITLV, sebuah media perpustakaan digital Belanda, inilah foto-foto kota Surabaya tempo dulu yang bikin kamu masuk dalam lorong waktu.
Indonesia memiliki sejarah yang panjang namun minim sekali dokumentasi yang dimiliki sehingga banyak memori sejarah yang terlupakan. Mirisnya lagi Belanda, negara yang pernah menjajah negeri ini selama berabad-abad malah memiliki arsip lengkap tentang Indonesia. Mereka memiliki foto-foto Indonesia tempo dulu dan salah satunya adalah foto-foto kota Surabaya. Diterbitkan oleh KITLV, sebuah media perpustakaan digital Belanda, inilah foto-foto kota Surabaya tempo dulu yang bikin kamu masuk dalam lorong waktu.
1. Kawasan Tunjungan tahun 1930-an
Quote:
2. Oranje Hotel Tahun 1920
Quote:
Mungkin banyak yang bertanya-tanya di mana letak
dari Oranje Hotel ini. Sebab jika googling di internet dengan kata
kunci Oranje Hotel yang keluar malah Hotel Majapahit. Itu tidak salah,
sebab hotel mewah yang ada di Jalan Tunjungan ini memang memiliki
sejarah panjang dengan juga berkali-kali ganti nama mulai dari LMS,
Oranje Hotel, Hotel Yamato dan juga Hotel Hoteru hingga akhirnya Hotel
Majapahit seperti sekarang.
Oranje Hotel ini terkenal dengan kisahnya dimana saat hotel ini bernama Hotel Yamato terjadi insiden perobekan warna biru bendera Belanda di hotel tersebut oleh para pejuang Indonesia. Oranje Hotel dibangun tahun 1910 dan direnovasi tahun 1936. Pembukaan hotel dengan tampilan baru setelah renovasi turut dihadiri oleh bintang Hollywood Charlie Chaplin dan Paulette Goddard. Dalam foto tersebut nampak Oranje Hotel yang diambil tahun 1920. BACA JUGA : 7 Kasus Misterius Mahasiswa Yang Hilang Ditelan Bumi |
3. PENTIL KECAKOT (Penjaga Tilpun Kecamatan Kota)
Quote:
Hari ini jika ingin telepon keluarga atau
kerabat tinggal cari di kontaknya di memori hape dan langsung melakukan
panggilan. Begitu mudahnya akses telekomunikasi saat ini, bayangkan jika
Anda hidup di tahun 1900-an, untuk telepon saja Anda haru melalui
operator dulu sebelum disambungkan ke nomor tujuan. Seperti foto di
bawah ini contohnya.
Foto tersebut di ambil di Surabaya tahun 1918. Sekedar informasi dahulu saat telepon baru masuk Surabaya, orang yang menggunakan telepon harus melewati operator dulu baru kemudian disambungkan dengan nomor yang dituju. Untuk mengakomodir hal tersebut maka diperlukan operator telepon yang berjaga. Orang-orang dalam foto tersebut adalah operator telepon yang memiliki sebutan cukup menggelitik yaitu PENTIL KECAKOT singkatan dari Penjaga Tilpun Kecamatan Kota. |
4. Jembatan Merah Tahun 1920-an
Quote:
Siapa yang tak kenal dengan salah satu monumen
bersejarah kota Surabaya ini. Adalah Jembatan Merah yang sudah ada sejak
zaman VOC hingga kini bentuknya tetap terjaga seperti dahulu hanya ada
sedikit perubahan pada pagar pembatasnya saja. Jembatan Merah ini juga
sempat dijadikan judul lagu oleh seorang musisi terkenal Gesang. Zaman
dahulu keberadaan jembatan ini dianggap sangat penting sebagai sarana
menuju Gedung Karesidenan Surabaya melewati Kalimas.
Foto yang ditampilakan tersebut menggambarkan suasana di Jembatan Merah Surabaya sekitar tahun 1920-an. Dalam foto tersebut nampak pula tulisan yang menunjukkan letak gedung Algemeene atau sekarang terkenal dengan nama Gedung Singa yang ada di jalan Kalimas. Kalimas sendiri merupakan sebuah sungaipecahan dari Sungai Brantas yang mengalir ke arah timur laut dan bermuara di Surabaya. Dahulu sungai ini menjadi pusat niaga yang sangat ramai. |
5. Pegirian Surabaya Tahun 1920
Quote:
Kali Pegirian berada di Kelurahan Pegirian,
Kecamatan Semampir. Ini merupakan sungai vital di Surabaya yang pertama
sebelu kanal Kalimas dibuka. Kali Pegirian adalah salah satu anak sungai
Kalimas yang membelah kota Surabaya dari utara ke selatan. Di sungai
ini dulunya terdapat pelabuhan kuno Surabaya sekaligus menjadi
perlintasan perahu dagang dari dan menuju pedalaman Jawa Timur.
Melihat kondisi Kali Pegirian saat ini sungguh bertolak belakang dengan kondisinya zaman dahulu. Dalam foto tersebut yang diambil tahun 1920 nampak sungai masih terawat dengan baik bahkan air sungainya dapat digunakan untuk mandi karena masih jernih dan belum tercemar. Buktinya dalam foto tersebut terdapat undak-undakan yaang digunakan untuk mencuci baju dan segala aktivitas warga lainnya. |
6. Pemandangan Alun-alun Contong Tahun 1928
Quote:
Saat mendengar nama alun-alun Contong tak banyak
orang yang tahu bahkan orang Surabaya sekalipun belum tentu tahu di
mana letak daerah ini. Pasalnya nama Contong sudah sejak lama tidak
digunakan lagi kini alun-alun ini dikenal dengan sebutan Baliwerti.
Letaknya berada di dekat pertemuan antara Jalan Pahlawan dan Jalan
Kramat Gantung, tak jauh dari Tugu Pahlawan.
Nama Contong diambil dari betuk alun-alun ini yang berbentuk kerucut. Tempat ini juga menjadi salah satu saksi bisu hebatnya peperangan pada masa revolusi kemerdekaan tahun 1945. Foto yang ditampilkan tersebut diambil tahun 1928 ketika keadaannya masih bagus dan belum rusak. Tugu putih yang ada di tengah alun-alun tersebut dibangun untuk mengenang seorang warga negara Jerman yang berjasa kepada Belanda. |
7. Pintu Air Gubeng Tempo Dulu
Quote:
Di sepanjang aliran Kalimas terdapat tiga pintu
air yang salah satunya adalah pintu air Gubeng. Seperti diketahui
Kalimas merupakan akses menuju daerah di Jawa Timur pedalaman pada zaman
dahulu. Namun demikian saat musim hujan Kalimas sering meluber dan
membanjiri kota Surabaya sehingga pemerintah Belanda memutuskan untuk
membangun pintu air untuk menjinakkan arus Kalimas, salah satunya
dibangunlah pintu air Gubeng ini.
Pintu Air Gubeng merupakan sytem canggih dari pengaturan lalu lintas air jaman dahulu. Namun sayang eksistensi pintu air ini tidak bertahan lama, sekarang sudah pada rusak karena kurang perawatan dan kepedulian pemerintah. Bayangkan saja jika ini terawat dengan baik pasti akan sangat keren untuk dijadikan tempat wisata air. |
8. Gedung Siola Tempo Dulu
Quote:
Anda tidak akan mengira jika Gedung Siola yang
megah saat ini pernah hancur lebur seperti yang nampak dalam foto di
bawah ini. Gedung Siola atau dahulu bernama White Laidlaw merupakan
sebuah gedung bersejarah di Surabaya. Kini gedung megah yang ada di
kawasan Tunjungan ini berubah menjadi pusat perbelanjaan di Surabaya.
Gedung Siola memiliki cerita sejarah yang sarat akan kisah heroik para pahlawan kemerdekaan. Pada saat itu gedung ini pernah digunakan sebagai salah satu pos perlawanan terhadap Sekutu yang datang dari utara. Pertempuran tersebut sangat sengit hingga membumi hanguskan gedung ini. Dalam foto nampak gedung Siola terbakar akibat bom yang dijatuhkan tentara Sekutu. |
Itulah beberapa foto kota Surabaya tempo dulu
yang akan membuatmu terseret mesin waktu menjelajahi kehidupan kota
Surabaya zaman dahulu. Jadi saksi bisu perjuangan hingga jadi modern
seperti sekarang.
Sumber
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar