Abu Nawas punya cara unik untuk menyadarkan hakim nakal. Bukannya dengan melaporkannya langsung kepada sang raja, Abu Nawas malah memberinya hadiah. Akan tetapi justru hadiah itu yang membuat hakim sadar akan perbuatan zalimnya.
Kerajaan yang dipimpin Raja Harun Al Rasyid sedang krisis keadilan. Banyak hakim adil meninggal dunia, sementara hakim pengganti yang ditunjuk ternyata salah. Akibatnya hakim tersebut tak bisa menjawab kebutuhan masyarakat akan keadilan yang hakiki.
Tak hanya moralnya yang kurang bagus, tapi mereka juga tak banyak mengetahui hukum-hukum agama. Maka tidak aneh jika kemudian muncul kebobrokan dan penyimpangan hukum yang dilakukan mereka yang sebenarnya mempunyai tugas menegakkan hukum. Korupsi semakin meluas, sementara penyalahgunaan hukum seperti telah menjadi hal yang biasa.
Abu Nawas merasa prihatin. Ia lantas berinisiatif menyadarkan para hakim itu dengan caranya sendiri. Pada suatu hari Abu Nawas mendatangi salah satu hakim untuk mengurus suatu perjanjian.
Namun hakim di kotanya selalu mengatakan tidak punya waktu untuk menandatangani perjanjian itu. Keadaan itu terus berlangsung sehingga Abu Nawas menyimpulkan bahwa si hakim minta disuap. Tapi Abu Nawas tahu jika suap merupakan larangan agama sehingga ia berinisatif untuk memberi pelajaran kepada hakim itu.
Abu Nawas kemudian menyiapkan gentong yang diisi kotoran sapi hingga penuh, di atasnya dioleskan mentega beberapa sentimeter tebalnya oleh Abu Nawas. Gentong itu lalu dibawanya ke hadapan hakim. Saat itu juga kesibukan hakim hilang dan punya kesempatan untuk menandatangani surat perjanjian Abu Nawas.
Quote:
"Tuan Hakim, apakah pantas tuan mengambil gentong itu sebagai ganti
tanda tangan tuan?" tanya Abu Nawas mencoba memancing pendapat hakim. Sang hakim tersenyum sambil mengamati gentong tersebut. "Ah...engkau tak perlu terlalu dalam memikirkannya!" Hakim tersebut lantas mencolek sedikit mentega dengan ujung jarinya untuk dicicipi. "Wah enak benar mentega ini," kata sang hakim. Hakim kemudian memberi isyarat Abu Nawas untuk meninggalkan saja gentong itu. |
Awalnya mereka sangat menikmati mentega pemberian Abu Nawas itu. Tapi setalah beberapa lama, mereka merasakan keanehan dengan yang mereka makan. "Ups, apa ini? Baunya sangat busuk seperti kotoran hewan," kata hakim.
Hakim lantas teringat dengan Abu Nawas. Ia sadar Abu Nawas telah mengerjainya karena sifatnya yang tak menghiraukan orang jika tak membawa barang suapan.
Berkat memakan kotoran sapi itu, ia malah jadi tersadar. Didatanginya Abu Nawas di kediamannya dan meminta maaf atas kesalahannya. Di hadapan Abu Nawas ia berjanji akan menjadi hakim yang adil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar